Anggito Abimanyu Jadi Ketua Dewan Komisioner LPS, Simak Kekayaannya
3 mins read

Anggito Abimanyu Jadi Ketua Dewan Komisioner LPS, Simak Kekayaannya

Sebelum resmi menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan, Anggito Abimanyu memiliki rekam jejak sebagai Wakil Menteri Keuangan yang cukup mengesankan. Pada 18 Januari 2025, Ia telah menyampaikan laporan mengenai Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) untuk periode 2024 yang menunjukkan total kekayaannya mencapai Rp 21,45 miliar, tanpa utang sedikit pun.

Laporan ini tentu menggugah perhatian publik terkait transparansi serta integritas pejabat negara. Dalam laporan tersebut, Anggito menjelaskan rincian kekayaan yang ia miliki, menunjukkan komitmen terhadap akuntabilitas dalam menjalankan tugasnya.

Berikut ini adalah rincian lebih lanjut mengenai kekayaan Anggito Abimanyu yang telah dipublikasikan dan menarik untuk dicermati oleh masyarakat. Hal ini mencerminkan tren transparansi yang semakin mendominasi dalam pemerintahan dan birokrasi saat ini.

Rincian Kekayaan Anggito Abimanyu yang Patut Diketahui

Ada beberapa kategori kekayaan yang dinyatakan dalam laporan LHKPN Anggito. Kategori pertama yang menarik adalah tanah dan bangunan yang dimilikinya.

Anggito tercatat memiliki empat unit tanah dan bangunan dengan total nilai mencapai Rp 18,30 miliar. Properti tersebut terbagi di beberapa lokasi seperti Sleman, Jakarta Pusat, dan Jakarta Selatan, menunjukkan kemapanan ekonomi yang solid.

Dengan memiliki properti yang menyebar di beberapa lokasi strategis, Anggito juga menunjukkan investasinya dalam aset yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang. Hal ini menjadi salah satu bukti atas kemampuannya dalam mengelola harta yang dimiliki.

Kendaraan dan Harta Bergerak Lainnya yang Dimiliki

Berlanjut ke kategori alat transportasi dan mesin, Anggito memiliki sebuah mobil Nissan Serena tahun 2010 dengan nilai sekitar Rp 70 juta. Mobil ini menjadi salah satu aset yang mendukung mobilitasnya dalam menjalankan tugasnya sebagai pejabat publik.

Sayangnya, laporan menyatakan bahwa ia tidak memiliki harta bergerak lain yang signifikan, sehingga sebagian besar kekayaannya terkonsentrasi pada properti tetap. Hal ini bisa jadi merupakan pilihan strategis untuk menjaga nilai investasi jangka panjang.

Keputusan untuk tidak menginvestasikan dalam harta bergerak lainnya menunjukkan pendekatan yang terencana dalam pengelolaan kekayaan. Ini mencerminkan pemikiran Anggito yang fokus pada aset yang memberikan keamanan dan stabilitas finansial.

Surat Berharga dan Kas yang Dimiliki Anggito

Selain properti, Anggito juga memiliki investasi dalam bentuk surat berharga yang bernilai Rp 1,88 miliar. Hal ini menunjukkan diversifikasi investasinya demi meminimalkan risiko.

Kepemilikan surat berharga adalah salah satu cara untuk mendapatkan pendapatan pasif dan mengoptimalkan return investasi yang dimiliki. Ini menjadi indikasi bahwa Anggito tidak hanya mengandalkan properti sebagai sumber kekayaannya.

Ia juga tercatat memiliki kas dan setara kas senilai Rp 1,19 miliar. Kas ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk sebagai cadangan untuk investasi atau kebutuhan pribadi lainnya.

Kesimpulan Mengenai Kekayaan Anggito Abimanyu

Dengan total nilai kekayaan mencapai Rp 21,45 miliar, Anggito Abimanyu menunjukkan profil yang sangat menarik sebagai seorang pejabat publik. Ia tidak memiliki utang, yang menunjukkan kemampuan manajerial yang baik dan tanggung jawab dalam pengelolaan keuangan pribadi.

Kekayaan yang dimilikinya didominasi oleh aset tetap seperti tanah dan bangunan, dengan tambahan investasi dalam surat berharga dan kas. Ini mencerminkan sikap hati-hati dalam mengelola kekayaan serta komitmennya terhadap konsistensi dan transparansi.

Anggito Abimanyu menjadi contoh positif bagi pejabat publik lain dalam hal manajemen harta dan kontribusinya terhadap transparansi keuangan yang lebih baik di kalangan penyelenggara negara. Tentu saja, hal ini akan menjadi sorotan masyarakat dan memberikan dampak positif bagi kepercayaan publik terhadap integritas pejabat negara.