Luhut Klaim Family Office Efektif Tarik Investasi, Benarkah?
Luhut Klaim Family Office – Pemerintah Indonesia sedang merancang pembentukan family office untuk menarik investasi dari luar negeri. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa keluarga-keluarga kaya di luar negeri mulai tertarik untuk menyimpan dan mengelola dana mereka di Indonesia. Dengan latar belakang inilah, Luhut menyebutkan perlunya membentuk family office di Tanah Air sebagai salah satu cara untuk menarik investasi asing.
Luhut bahkan mengklaim bahwa konsep family office yang tengah dipersiapkan oleh pemerintah sudah mendapat perhatian dari investor asing. Hal ini, menurutnya, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menarik dana investasi skala besar dari luar negeri. Pemerintah optimistis bahwa pembentukan family office ini akan menjadi salah satu pilar dalam memperkuat iklim investasi di Indonesia dan meningkatkan aliran modal masuk ke sektor-sektor strategis.
Namun, terlepas dari klaim tersebut, masih perlu dilihat apakah strategi ini benar-benar efektif dalam mendatangkan investasi yang signifikan serta dampaknya bagi perekonomian Indonesia di masa mendatang.
Family Office Diharapkan Ciptakan Lapangan Kerja dan Investasi Domestik
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, optimistis bahwa pembentukan family office di Indonesia akan memberikan manfaat langsung bagi perekonomian nasional. Menurutnya, dana yang dikelola melalui family office tidak hanya akan menarik investasi asing, tetapi juga akan diarahkan untuk melakukan investasi domestik.
“Dan dari situ bisa melakukan investasi dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja, yang tentu menguntungkan rakyat Indonesia ke depannya,” ujar Luhut setelah menghadiri acara The Global Dialogue on Sustainable Ocean Development di Sanur, Kota Denpasar, Jumat (5/7).
Dengan aliran dana yang signifikan, Luhut berharap family office ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama dengan menciptakan lapangan kerja baru yang akan mendukung kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk menarik investasi berkelanjutan dan mendukung pembangunan sektor-sektor strategis di dalam negeri.
Investor Asing Mulai Menunjukkan Ketertarikan pada Family Office di Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa beberapa investor asing telah menunjukkan minat serius terhadap konsep family office yang sedang dikembangkan pemerintah Indonesia. Ia menyebutkan bahwa antusiasme para investor bahkan terbilang luar biasa, dengan beberapa di antaranya sudah mendaftar untuk berpartisipasi.
“Sudah ada beberapa (investor asing), malah luar biasa. Mereka sudah bilang kami yang pertama sudah mendaftar, ada beberapa nama mungkin dalam dua dan tiga minggu ke depan. Kalau sudah makin ada bentuknya nanti kita akan beritahu,” ujar Luhut.
Hal ini menjadi indikasi awal bahwa strategi family office yang diusung pemerintah bisa menarik minat para pemilik modal besar dari luar negeri, yang pada gilirannya dapat membawa aliran dana masuk ke berbagai sektor strategis di Indonesia. Dengan minat yang sudah mulai terlihat, Luhut berharap ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan investasi yang menarik di kawasan Asia.
Bisakah Family Office Menarik Investasi Asing ke Indonesia?
Meskipun pemerintah optimistis dengan konsep family office sebagai strategi baru untuk menarik investasi asing, beberapa ahli justru meragukan efektivitasnya. Ronny P. Sasmita, Analis Senior di Indonesia Strategic and Economic Action Institution, menilai bahwa family office bukanlah strategi investasi yang menjanjikan bagi sebuah negara.
“Saya belum pernah mendengar di dunia bahwa family office dijadikan andalan untuk menarik investasi,” ujar Ronny dalam wawancaranya dengan Kami. Menurutnya, family office bukanlah mekanisme yang akan memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi nasional, terutama dalam hal menarik investasi asing yang substansial.
Ronny juga menambahkan bahwa jika pemerintah ingin menarik minat perusahaan multinasional atau mendorong investasi yang lebih signifikan, langkah yang lebih efektif mungkin adalah menciptakan kebijakan seperti menjadikan Bali sebagai surga bebas pajak atau memberikan insentif bagi perusahaan multinasional untuk membangun pusat penelitian, seperti yang dilakukan Irlandia. Langkah-langkah ini, menurutnya, akan memiliki dampak yang jauh lebih besar dibandingkan hanya mengandalkan family office.
Ronny melihat bahwa istilah family office lebih dimunculkan untuk meramaikan wacana investasi nasional, mengingat sulitnya meningkatkan investasi asing langsung melalui metode konvensional. Namun, dari segi nominal, dampak yang diberikan family office terhadap ekonomi Indonesia diperkirakan tidak akan terlalu signifikan.
Family Office di Bali: Potensi atau Risiko?
Meskipun pemerintah optimistis bahwa family office dapat menarik investasi asing dan meningkatkan cadangan devisa, Ronny P. Sasmita, Analis Senior di Indonesia Strategic and Economic Action Institution, melihat potensi yang lebih terbatas. Menurut Ronny, dalam skenario terjauh, para investor asing mungkin hanya akan membangun vila atau bungalow di Bali, yang memang sudah menjadi bagian dari investasi pariwisata yang biasa terjadi.
Ronny setuju bahwa family office bisa memberikan dampak positif terhadap cadangan devisa, karena orang kaya asing akan membawa uang mereka ke Indonesia. Namun, ia mempertanyakan berapa banyak investor yang benar-benar tertarik dengan konsep ini, mengingat skema yang ditawarkan pemerintah kepada calon investor belum jelas. “Mengapa orang kaya dunia harus bangun family office di Bali? Kenapa? Apa yang ditawarkan? Kayaknya itu belum dijawab pemerintah,” katanya.
Menurut Ronny, pemerintah saat ini hanya menawarkan Bali sebagai destinasi wisata, tanpa mempertimbangkan insentif dan kelonggaran hukum yang biasanya menjadi daya tarik utama bagi orang kaya dunia untuk membangun family office. Untuk membuat Bali lebih menarik dibandingkan negara lain, pemerintah harus menawarkan jaminan privasi, stabilitas, keamanan aset, kepastian hukum atas private property right, layanan yang baik, dan kebijakan pajak yang rendah atau nihil.
Selain tantangan dalam menarik investor, Ronny juga memperingatkan adanya potensi risiko lain. Ia menekankan bahwa family office bisa menjadi salah satu instrumen untuk mencuci uang, mengingat kasus korupsi di Indonesia yang masih tinggi. “Apalagi kasus korupsi sangat tinggi di Indonesia sehingga family office berpotensi menambah peluang mereka untuk mencuci uang,” tambahnya.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.