IKN Cerdas dan Berkelanjutan, Warisan Jokowi untuk Generasi
IKN Cerdas – Sejak 10 September, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN), sebagai bagian dari tahap awal pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta. Jokowi direncanakan akan berkantor di IKN hingga sehari sebelum pelantikan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Pemindahan ibu kota bukanlah hal baru, melainkan wacana lama yang sudah ada sejak era pemerintahan Soekarno, di mana pada tahun 1957, ia sempat menyarankan Palangkaraya sebagai ibu kota baru. Namun, langkah konkret baru terjadi pada 2019, ketika Jokowi mengumumkan bahwa Ibu Kota Negara akan dipindahkan ke Nusantara, yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pemindahan ini menjadi salah satu proyek besar dan strategis, mencerminkan visi Jokowi untuk menciptakan ibu kota yang cerdas dan berkelanjutan bagi Indonesia.
Pemindahan Ibu Kota: Bagian dari Fokus Jokowi pada Infrastruktur
Memindahkan ibu kota tentu bukan tugas yang mudah, terutama terkait infrastruktur yang selalu menjadi perhatian besar bagi Presiden Joko Widodo. Sejak menjabat pada tahun 2014, Jokowi telah mendorong pembangunan infrastruktur di berbagai sektor, mulai dari konektivitas, transportasi, layanan dasar, pangan, energi, industri, kesehatan, hingga pendidikan.
Selama satu dekade terakhir, Jokowi telah menyelesaikan berbagai mega proyek, termasuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh), Mass Rapid Transit (MRT) fase 1, Light Rail Transit (LRT), dan kini proyek besar pemindahan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Semua proyek ini menunjukkan komitmen Jokowi untuk meningkatkan konektivitas dan kualitas hidup masyarakat melalui infrastruktur yang modern dan berkelanjutan. IKN, sebagai salah satu warisan terbesar Jokowi, dirancang untuk menjadi kota cerdas dengan infrastruktur yang mendukung konsep keberlanjutan jangka panjang.
IKN sebagai Proyek Prioritas dalam RPJMN 2020-2024: Infrastruktur untuk Masa Depan
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Ibu Kota Nusantara (IKN) masuk sebagai proyek prioritas strategis yang membutuhkan pembangunan infrastruktur besar-besaran. Infrastruktur yang dibutuhkan meliputi berbagai fasilitas vital, seperti jalan tol, bandara internasional, pelabuhan, sistem air bersih, transportasi umum, hingga pembangunan kawasan hijau, pusat pemerintahan, dan teknologi informasi.
Dengan konsep smart city yang berkelanjutan, pembangunan di IKN direncanakan selesai pada 2045, menjadikannya pusat pemerintahan yang modern dan ramah lingkungan. Pada tahap pertama pembangunan, yang saat ini sedang berlangsung, Satuan Tugas (Satgas) Pembangunan Infrastruktur IKN mencatat bahwa fokus utamanya adalah infrastruktur dasar, gedung-gedung pemerintahan, serta perumahan untuk menteri dan aparatur sipil negara (ASN), termasuk rumah tapak dan rumah susun. Ini merupakan langkah awal dalam menciptakan ibu kota yang siap mendukung pemerintahan dan kehidupan sehari-hari dengan konsep berkelanjutan.
Progres Pembangunan IKN Capai 93 Persen, Siap Diresmikan Oktober 2024
Hingga 22 September 2024, pembangunan tahap pertama di Ibu Kota Nusantara (IKN) telah mencapai 93 persen. Proyek ini mencakup beberapa fasilitas penting, seperti Istana Garuda dan Istana Negara, gedung kantor untuk Kementerian Koordinator I, II, dan IV, serta pengerjaan 28 unit rumah tapak menteri. Seluruh proyek ini direncanakan akan diresmikan pada Oktober 2024.
Menjelang akhir tahun, pemerintah Indonesia bersiap untuk melanjutkan pembangunan ke tahap II, yang akan berlangsung pada 2025-2029. Pembangunan tahap berikutnya akan mencakup infrastruktur tambahan, seperti fasilitas transportasi umum primer dan sekunder, perluasan kawasan permukiman untuk ASN dan TNI/Polri, serta perkantoran pemerintahan pusat. Tahap ini merupakan langkah penting dalam mewujudkan IKN sebagai ibu kota yang cerdas dan berkelanjutan.
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) direncanakan berlangsung dalam beberapa tahap hingga selesai pada 2045. Tahap III dijadwalkan pada 2030-2034, tahap IV pada 2035-2039, dan tahap V pada 2040-2045.
Salah satu alasan utama di balik pemindahan ibu kota dari Pulau Jawa ke Kalimantan adalah keinginan Presiden Joko Widodo untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata. Hingga saat ini, pusat ekonomi masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, yang menurut Jokowi, menjadi salah satu faktor penyebab kesenjangan ekonomi antara Jawa dan wilayah lainnya di Indonesia.
“Kesenjangan ekonomi antara Jawa dan luar Jawa terus meningkat, meskipun otonomi daerah telah diterapkan sejak 2001,” ujar Jokowi.
Pengamat kebijakan publik dan akademisi Universitas Bengkulu, Hardiansyah, juga mendukung realisasi IKN tepat waktu. Menurutnya, memindahkan ibu kota adalah langkah strategis untuk meringankan beban Jakarta yang sudah terlalu berat dengan aktivitas ekonomi yang tak pernah berhenti. Ia menjelaskan bahwa memindahkan pusat pemerintahan jauh lebih efisien daripada membangun pusat bisnis baru, yang akan membutuhkan pembangunan infrastruktur dari hulu hingga hilir.
“Jika tidak memindahkan pusat pemerintahan, maka pusat ekonomi harus dipindahkan. Namun, memindahkan pusat ekonomi memerlukan lebih banyak infrastruktur dan perencanaan yang kompleks,” kata Hardiansyah pada Maret 2023, melansir Antara.
5 Pembangunan Utama di IKN Nusantara
Menjelang peringatan Kemerdekaan Indonesia ke-79 pada 17 Agustus, Plt Wakil Kepala Otorita IKN, Raja Juli Antoni, menegaskan bahwa Ibu Kota Nusantara (IKN) adalah proyek jangka panjang yang membutuhkan waktu lama untuk diselesaikan. Ia menekankan bahwa pembangunan IKN tidak dilakukan terburu-buru, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), agar memperhatikan kualitas konstruksi.
Berikut adalah lima proyek pembangunan utama yang sedang digarap di IKN:
1. Jalan Tol
Salah satu proyek besar adalah pembangunan jalan tol yang menghubungkan KIPP IKN Nusantara dengan Bandara Sepinggan, Balikpapan. Jalan tol ini dijadwalkan selesai pada 2030, dengan panjang total 88,54 kilometer (km). Hingga Agustus 2024, jalan tol yang sudah dibangun mencapai 67,65 km, dengan sisa pembangunan sepanjang 20,89 km.
Pekerjaan jalan tol ini masih berlangsung, dengan fokus pada beberapa segmen, termasuk Segmen Bandara Sepinggan yang terkoneksi langsung dengan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) sepanjang 7,01 km dan berbagai segmen lain seperti Karangjoang-KKT Kariangau, Kariangau-Simpang Tempadung, hingga Outer Ring Road IKN.
2. Bandara VVIP
Bandara VVIP dirancang untuk melayani penerbangan khusus, bisnis, dan komersial yang mendukung kegiatan pemerintahan di IKN. Bandara ini akan memiliki pistur panjang hingga 2.200 meter, khusus untuk mendukung mobilitas pejabat dan tamu penting di Ibu Kota Nusantara.
3. Hunian untuk Menteri dan ASN
Hunian yang disediakan di IKN bagi pejabat negara dan Aparatur Sipil Negara (ASN) dirancang dengan konsep smart home, dilengkapi teknologi modern untuk kenyamanan dan keamanan. Rumah Susun ASN 1 terdiri dari tiga tower: Tower A, B, dan C. Pembangunan Tower B sudah mencapai 95,93%, sedangkan Tower C mencapai 91,45%. Tower A masih dalam proses pembangunan per Agustus 2024. Setiap unit di Tower B, dengan 10 lantai, memiliki luas sekitar 98 meter persegi dan dilengkapi dengan sistem smart home.
Selain itu, rumah tapak menteri juga dirancang dengan konsep serupa. Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyebut rumah tapak menteri yang ia tempati selama acara HUT RI ke-79 sangat nyaman. Rumah tersebut memiliki dua lantai dengan basement, sembilan kamar, dan tiga kamar mandi. Hunian ini juga terhubung langsung dengan command center untuk menjamin keamanan dan dilengkapi teknologi smart home, yang memungkinkan penghuni mengontrol lampu, gorden, hingga pintu dengan one-touch button.
4. Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan
Di sektor kelautan, pembangunan Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan memainkan peran penting sebagai penunjang logistik dan distribusi barang menuju IKN, serta pusat aktivitas maritim di kawasan Timur Indonesia. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) melaporkan peningkatan arus peti kemas sebesar 10% di kedua pelabuhan sejak proyek IKN dimulai. Peningkatan ini juga tercermin di pelabuhan-pelabuhan lain di kawasan Timur, termasuk Pelabuhan Parepare. Aktivitas logistik dan kargo mengalami lonjakan seiring dengan meningkatnya pembangunan di IKN.
5. Jaringan Komunikasi
Infrastruktur digital juga menjadi fokus penting dalam pembangunan IKN, mengingat visi kota ini sebagai smart city. Salah satu teknologi yang telah dihadirkan adalah smart pole, yang berfungsi sebagai lampu jalan multifungsi, pusat data, dan sistem komunikasi. Teknologi ini mendukung keamanan real-time dan meningkatkan layanan publik di IKN. Selain itu, Artificial Intelligence (AI) digunakan untuk analisis data dan mendukung operasional kota.
ASN di IKN nantinya akan bekerja dengan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Menteri PANRB, Abdullah Azwar Anas, menegaskan pentingnya kesiapan infrastruktur digital di IKN untuk memastikan bahwa seluruh operasi pemerintahan dapat berjalan dengan efisien dan sepenuhnya digital.
Visi Infrastruktur IKN: Hijau dan Berkelanjutan
Dalam rangkaian pertemuan tahunan ke-56 Asian Development Bank (ADB), Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN, Mohammed Ali Berawi, menyampaikan bahwa IKN dibangun sebagai kota hijau berkelanjutan dengan 65% area yang dipertahankan sebagai hutan tropis, 10% sebagai kawasan hijau dan produksi pangan, serta 25% sebagai kawasan kota. IKN ditargetkan menjadi kota netral karbon pada 2045, dengan pembangunan rendah emisi dan penerapan teknologi ramah lingkungan.
Infrastruktur hijau akan diterapkan melalui bangunan ramah lingkungan, panel surya, taman kota, serta sistem drainase yang dirancang untuk mencegah banjir dan menjaga kualitas air. Selain itu, upaya untuk menjaga kearifan lokal juga akan diwujudkan dengan mengubah desa-desa di sekitar IKN menjadi living museum, sebuah konsep wisata budaya yang menggabungkan keberlanjutan dan pelestarian budaya lokal, seperti yang terinspirasi dari Bali.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.